Bismillah
Era Globalisasi ini di tandai dengan penemuan penemuan baru dan kemajuan-kemajuan di beberapa bidang. Secara praktis, manusia di bikin mudah oleh berbagai temuan moderen: menciptakan kemunkinan keminkinan bagi perbaikan taraf kehidupan manusia, mengangkat penderitaan fisik, dan meringankan beban berat mereka. Yang mana setiap individu dapat mengakses secara mudah perkembagan dan penemuan ilmu pengetahuan yang bergerak cepat dari hari kehari.
Dengan kemajuan era ini sehingga di sebut juga dengan -era revolusi technology dan informasi, era digital, dan internet. Memang benar-benar menapikan wajah yang berbeda dari era-era sebelumnya. Dan salah satu bentuk keberhasialan era ini adalah menyababnya umat manusia di segala penjuru dunia, yang membuat setiap individu tak lagi terhalang untuk mengakses perkembangan dan penemuan ilmu pengetahuan yang cepat setiap hari. Sebagaima dikatakan oleh Appadurai.
Menurut Appadurai bahwa ada lima dimensi yang diciptakan oleh budaya global yaitu pertama, perubahan penduduk menjadi pariwisatawan, pendatang, pengungsi dan pengasingan. Kedua, kemajuan technology. Ketiga berkembangnya capital global , kemajuan media ya’ni kemampuan elektronik untuk membuat dan mengkemas informasi. Dan kelima perkembangan pemerkiran yaitu pemikiran yang membawa keperubahan social. (Appdurai: Manfered B. Steger. 2002 H. 37)
Selain itu juga era gelobalisasi ini berkembang institusi modernitas yang terdiri dari kapitalisme, industrilisme, pengawasan negara dan bangsa . Jadi, dunia modern di tandai dengan serangkaian negara-negara kapitalis industrial yang terlibat dalam pemantauan secara sistematis terhadap penduduk mereka. Globalisasi ini di pahami sebagai ekonomi kapitalis dunia dan system informasi global,
Berbagai bentuk perubahan social yang menyertai era globalisasi tersebut, pada giliranya, mempengaruhi cara pandang manusia terhadap kehidupan semesta. Pada era global, nilai, norma, dan cara hidup berganti begitu cepat menjadi tatanan baru. Tatanan itu semakin menjauhkan manusia dari kepastian moral dan nilai luhur yang telah dipegang teguh sebelumnya. Sebagaimana dijelaskan juga oleh Robettson (1992).
Di jelaskan oleh Robettson(1992) bahwa konsaep globlisasi mengacu kepada penyempitan dunia secara intensif dan peningkatan kesadran kita atas dunia, yaitu, semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita atas mereka. “penyempitan dunia ini dapat diphami dalam kontexs institusi modernitas, sementara intensifikasi kesadran dunia secara refleksif dapat dipersepsikan secara lebih baik secara budaya. (Robetson: Chris Barker. 1992. H. 111)
Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah kehidupannya, namun pada sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi canggih tersebut tidak mampu menumbuhkan moralitas. Dunia modern saat ini, termasuk di Indonesia ditandai oleh gejala kemerosotan moral yang benar-benar berada para taraf yang mengkhawatirkan. Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong dan kasih sayang sudah tertutup oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling merugikan. Di sana sini banyak terjadi adu domba dan fitnah, menjilat, mengambil hak orang lain sesuka hati dan perbuatan-perbuatan biadab lainnya. Gejala kemerosotan akhlak tersebut, dewasa ini bukan saja menimpa kalangan dewasa, melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar tunas-tunas muda, orang tua, ahli didik dan mereka yang berkecimpung dalam bidang agama dan sosial banyak mengeluhkan terhadap perilaku sebagian pelajar yang berperilaku nakal, keras kepala, mabuk-mabukan, tawuran, pesta obat-obatan terlarang, bergaya hidup seperti hipies di Eropa, Amerika dan sebagainya.
Kenyataan diatas, pada giliranya, mendorong sebagian orang, untuk mempertanyakan seberapa besar dampak negative semua itu terhadap agama-agama secara umum, dan secara khusus terhadap islam ? Namun, ada pula yang bertanya secara lebih sepicific: apakah di tengah-tengah kemajuan tersebut agama masih memiliki peran dan tempat dalam kehidupan manusia ? Ataukah agama betul-betul terpinggirkan dari kehidupan manusia modern ?
Ada banyak pertanyaan yang harus di jawab oleh setiap individu dalam kontexs permasalahan ini. Islam sendiri tidak bisa tutup mata dari segala perkembangan yang terjadi saat ini atau pada massa-masa yang akan datang. Lebih-lebih, Islam pada hakekatnya adalah agama kehidupan, dengan segala elemen dan seginya, baik yang bersipat materi maupun mental.
Agama, sebagaimana dinyatakan banyak kalangan, dapat dipandang sebagai instrument ilahiah untuk memahami dunia. Islam, dibandingkan dengan agama-agama lain, sebenarnya merupakan agama yang paling mudah untuk menerima premis semacam ini. Alasan utamanya terletak pada ciri islam yang paling menonjol, yaitu sifatnya yang “hadir di mana-mana”(omnipresence). Ini sebuah pandangan yang mengakui bahawa “di mana-mana, “ kehadiran islam selalu memberi “panduan” moral yang benar bagi tindakan manusia.” Sebagaimana dalam hadis Nabi Muhammad SAW : Addinunnasihati (HR. Bukhori Muslim). Artinya agama itu adalah nasihat (Riwayat Bukhori Muslim)
Berdasarkan hadis diatas semua permasalah diindonesia ini yang memebuat negeri ini kacau, rendah sumber daya manusianya dan miskin bukan terletak pada agama, tetapi lebih pada pemahaman keagamaan yang pincang. Artinya, segala kemunduran, kejemudan, dan keterbelakangan yang banyak ditemui didunia islam saat ini bukan disebabkan oleh agama, tetapi oleh kekerdilan pikiran dan ketertutupan mata hati dalam menangkap pesan-pesan pokok agama dan kehidupan secara bersamaan. Anehnya, pola pikir dan pemahaman yang kerdil tersebut tidak hanya menebarkan polusi cara pandang, tetapi secara semena-mena telah melakukaan kejahatan dengan menisbatakan setiap pandanganya kepada agama.
internalisasi nilai-nilia keislaman diharapkan bias membawa Indonesia kearah yang lebih damai dan sejahtera, Oleh karena itu internalisasi nilai keislaman akan bisa menjadi solusi dari semua permasalah yang merugikan Negara ini.. karena agama islam bukan hanya mengajarkan spiritual tapi sebagai nasihat dari semua aspek kehidupan. Ajaran Islam yang ditunjukkan melalui alquran dan hadis cukup sebagai pegangan dalam mengawasi dan membimbing umat manusia.
Nilai-Nilai Islam artinya cara bersikap dan berbuat yang lebih baik dan sepantasnya menurut islam. Karena nilai dalah bisa menentukan sikap seseorang dalam mengantisipasi dan memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya. Sebagaimana dikatakan oleh Stephen P. Robbins dalam buku Organizational Behaviour: “Yang dimaksudkan dengan nilai adalah Cara yang tebaik untuk melakukan sesuatu didalam dirinya atau kelompok.” (Stephen P. Robbins 2005. H. 70)
penulis tidak berbicara Negara islam karena Negara Indonesia belum bisa masuk kewilayah tersebut, tentu ada beberapa pertimbangan, sekalipun ada beberapa kalangan yang ingin mendasarkan seluruh kerangka kehidupan social, ekonomi, dan politik pada ajaran islam secara eksklusif, tanpa menyadari keterbatasan dan kendala-kendala yang bakal muncul dalam peraktiknya. Ekpresi –ekpresinya dapat ditemukan dalam istilah-istilah simbolik yang dewasa ini popular seperti revivalisme Islam, kebangkitan Islam, revolusi Islam, atau fundamentalisme Islam. Sementara expresi-expresi seperti itu didorong oleh niat yang tulus, tidak dapat dipungkiri bahwa semunya tidak dipikirkan secara matang dan pada kenyataanya lebih banyak bersipat apologetic. Gagasan –gagasan pokok mereka, seperti di kemukakan Muhammad Arkoun, “tetap terpenjara oleh citra kedaerahan dan etnografis, terbelenggu oleh pendapat classic yang dirumuskan secara tidak memadai dalam bentuk-bentuk slogan ideologis kontemporer,” Lebih lanjut, “artikulasi mereka masih tetap didominasi oleh kebutuhan sociologis untuk meligitimasi rezim-rezimmasyarakat islam dewasa ini.
Globalisasi beserta masalah yang ditimbulkanya merupakan kenyataan yang tidak bisa dihindari, kalau menghindar kita termasuk orang yang tidak bijaksana . sehingga langkah yang kita gunakan sebagai modal kita menghadapi globalisasi ini adalah menginternalisasi Nilai-Nilai keislaman karena berfungsi sebagai pengontrol dan pengawas (jadi lebih dominant terhadap tindakan), baik peribadi maupun kelompok. email: tongo_boy@yahoo.com
Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman