Khadafie | News

TEPAL DAN BANG ZUL

Bismillah

Teman-teman dan sahabat semuanya, jika kita berbicara tepal maka kita berbicara tentang jalan yang sangat rusak, sangat hancur 80 Indonesia merdeka jalan di tepal belum merdeka. Bukan rusak parah tapi belum tersentuh dan terjamah. Padahal kekayaan alam di atas sana sangat luar biasa.

Itu keadaan TEPAL sebelum Dr. Zul Zulkieflimansyah memimpin NTB. Tepat sebelum beliau selsai di periode pertama Alhamdulillah bisa mengalokasikan anggaran untuk akses jalan desa tepal dan sekitar.

Seperti yang di ungkapkan oleh Husaini Akhmad salah satu pemuda cerdas dan progresif alumni magister di Malaysia di akun FB nya:


Siang kamis lalu, suhu udara sumbawa sedang panas – panas nya, 36 *C . Sebenarnya, tidak lebih panas dari suhu normal yang kadang mencapai 36.5*c . “Jam 1 tepat “,pesan dilayar ponsel , artinya kami harus segera bergegas meninggalkan kota ini untuk semalam menidurkan diri di kaki Langit sumbawa. Di Desa Tepal

36*c turun menjadi 24*c saat kami memasuki rimba pohon yang dilindungi orang- orang selatan ini, panasnya sumbawa mengalah pada alam yang memekarkan dirinya untuk rimbun kenangan orang2 yang gerah oleh ganasnya kota. Beringin, lita dan segala jenis pohon mahal menjulang Indah sepanjang perjalanan, resa sumbawa berubah damai.

Sementara di Tepal, ribuan warga telah menanti dengan simpuh dan riuh shalawat juga ritual – ritual budaya . Anak kecil mengitari jalan – jalan berdebu , orang tua dan tetua adat melafalkan doa selamat agar sang Ratu adil tiba dengan selamat. 1.5 jam menunggu, sang tokoh , sang penyambung lidah turun dari Kendaraannya, shalawat menggema dalam tiupan angin , kicau burung mengiringi , dan desa ini menyambut dengan segala suka duka, Tangis bahagia juga tawa kelegaan. “Pak Gub, telah tiba”. Ucap mereka. Iya betul, Dr. Zulkieflimansyah, beliau lah yang masi di anggap sebagai gubernur itu. Di elu elukan kehebatannya menghadirkan harapan untuk Ribuan manusia di kaki langit sumbawa, setelah 80 tahun menanti, akhirnya jalan lumpur dan sungai kering itu berubah matras hitam untuk segala kemudahan. Sejarah kini akan melompat, tidak lagi merangkak.

Dengan senyum tulus, Bang Zul menyapa warga2 yang telah menantinya dalam 4 tahun terakhir sejak kunjungan nya yang pertama. Yang terlihat dari tatap warga – warga adalah rindu dan cinta yang menjadi satu.Begitu besar, hingga iya berubah menjadi kristal – kristal bening yang menetes pelan. Terimakasih pak Gub, ucap mereka lirih.

Sore turun menyambangi, Malam menyambut. Dalam rentang Magrib dan isya, Hanya suara hembusan angin juga jangkrik yang terdengar. Ba’da Isya, ratusan warga telah menanti di balai Desa, Bang Zul menyapa kembali dengan tiupan harap juga pesan panjang tentang menjaga alam dan tanah tetua. “Tanah ini, meski dijaga dengan baik”, salah satu kalimatnya ditengah sambutan nya yang tidak juga panjang. Masyrakat mengiyakan dengan Doa.

Pagi menjelang, Bang Zul harus segera pulang dengan agenda lain. Rafalan doa juga harap mengiringinya meninggalkan desa. Gunung batu Lanteh merestui perjalan panjangmu Bang.

Terimakasih telah Meyambangi Tepal.

Kondisi jalan tepal BEFORE dan AFTER

https://www.facebook.com/100000748262868/posts/7033297790038427/?mibextid=rS40aB7S9Ucbxw6v

Share Now

Latest News