Setelah mengikuti workshop dengan tema “Personal Branding in the Digital Era” yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia (DSDM) Universitas Teknologi Sumbawa (Selasa, 13/06/2023) dengan menghadirkan narasumber yang secara kontinu telah mempraktikkan personal branding, yaitu Rektor UTS, Bapak Chairul Hudaya. Dalam sesi penyampaiannya, banyak trus story dari berbagai pengalaman selama menempuh pendidikan S2 dan S3 di negeri Ginseng Korea Selatan hingga mendapatkan amanah menjadi Rektor, tentunya yang relevan dengan proses membangun personal branding (citra diri). Karena paham betul tentang pentingnya personal branding, tidak heran sejak awal kepemimpinan sebagai Rektor menempatkan Bidang Humas dan Internasional Office kantornya bersebelahan dengan ruang Sang Rektor. Tentu hal ini dimaksudkan agar tujuan-tujuan universitas melalui publikasi kegiatan dapat diterjemahkan dengan citra yang positif sehingga orang lain mengetahui berbagai perkembangan universitas.
Dengan amanah sebagai Rektor branding institusi dibangun, misalnya dengan program Rector Notes dan Rector Speech yang ditelurkan melalui platform media Facebook dan Instagram, di samping Rector Podcast melalui program Bincang-Bincang Rektor (BBR) lewat saluran Youtube Universitas Teknologi Sumbawa. Upaya-upaya tersebut dibangun dengan konsep dan ide bukan saja tentang pengenalan diri “personal branding”, namun lebih dari itu upaya pengembangan institusi dengan berbagai terbosan yang telah dilakukan dan sedang berproses agar institusi (Universitas Teknologi Sumbawa) dikenal bukan saja di Sumbawa dan NTB secara khusus, namun dapat dikenal di seluruh Indonesia dan dunia – ‘Membumi dan Mendunia’, sebagaimana tagline yang dicetusnya. Dan yang lebih substantif dari sekedar branding ‘penjenamaan’ adalah dengan membangun harapan-harapan agar semuanya saling bersinergi ‘bahu membahu’ dalam konteks dan makna yang lebih luas; untuk pembangunan indeks sumber daya manusia Indonesia.
Melalui dunia yang serba digital seperti saat ini, membangun branding sangat diperlukan, baik untuk kepentingan setiap orang (personal) atau pun institusi/lembaga. Ada banyak sisi manfaat yang akan didapatkan, baik secara langsung mau pun tidak langsung; bisa dalam bentuk materi (finansial) juga popularitas. Ungkapan yang sering dilontarkan oleh sang Rektor dalam rangka menguatkan civitas academika, khususnya para dosen di UTS dengan terus bekerja sama – kolektif kolegial dalam berbagai untuk mendapatkan “poin dan koin”. Poin dalam konteks penguatan tridarma perguruan tinggi dan pengembangan karir dosen, sedangkan koin berupa nilai plus (lebih) dalam bentuk finansial dan sebagainya.
Personal branding (citra diri) di era kekinian tidak selalu identik dengan mereka yang punya ketokohan, publik figur atau mereka yang sering menjadi pembicara publik (public speaker). Siapa pun dapat membranding diri sendiri, asalkan tahu ilmu dan caranya. Era digital menjadi keharusan bagi siapa saja untuk membangun citra dirinya, secara khusus dosen yang sudah jelas pekerjaannya dan bidang keahliannya (keilmuan) yang ditekuninya.
Workshop personal branding yang diadakan DSDM UTS untuk kalangan dosen menjadi penguat wawasan, bukan saja untuk kepentingan setiap dosen dalam pemetaan kompetensinya sebagai brand ‘merk, karakteristik’ yang ditekuninya, juga akan berdampak pada citra (imeg) institusi ke arah yang lebih positif.
Kini, dengan wadah yang disediakan melalui blog resmi institusi (https://blog.uts.ac.id), setiap dosen dengan mudah dapat membagi berbagai aktivitas tridarmanya; membagi ide, gagasan dan pandangannya terhadap berbagai fenomena, baik yang ada di lingkungan sekitarnya atau pun yang menjadi isu nasional dan dunia.