Alhamdulillah, semangat kurban masih sangat terasa. Sosial media berseliweran berbagai info kegiatan pemotongan hewan kurban dan penyaluran kepada masyarakat baik yang dilaksanakan oleh pribadi atau pun kelompok atau lembaga. Beberapa proses pemotongan hewan kurban menjadi trending di beberapa platform media sosial – FYP (istilah dalam media TikTok). Dalam prosesnya berbagai peristiwa-peristiwa unik, sekaligus lucu ‘mengundang tawa’ lainnya banyak dialami oleh panitia penyelenggaranya. Sebut saja beberapa orang yang ditabrak oleh hewan kurban, mendapat amukan, hingga ikatan (tali) pengikat yang lepas, dan beberapa di antara lari terbirit-birit, hingga ada yang terjatuh ke sungai dan beberapa yang masuk ke dalam rumah. Ya, sosial media selalu ramai dengan hal-hal yang unik, sekaligus mengundang tawa.
Semangat kurban selalu memberikan banyak ihwal dalam berbagai event penyelenggaraannya. Dalam konteks yang berkurban, tentu datang dari semangat panggilan hati, kita sebut dengan panggilan iman. Panggilan yang datang dari tuhan, tanpa pamrih, ikhlas dan ridha atas apa yang tuhan tetapkan. Hanya mereka yang berkurbanlah yang dapat merasakannya. Hanya orang yang terpanggillah yang dapat menunaikannya. Faktanya, ada yang secara kemampuannya (finansial) bisa membeli hewan kurban, tapi karena panggilan iman belum tembus ke jiwanya, hingga semangat kurban tidak sampai. Tapi, sebagian orang yang sedikit berkecukupan, tapi karena panggilan iman, ia mampu melaksanakannya, dan begitu seterusnya. Persoalan iman adalah persoalan keyakinan, ada rasa di dalam, dan mereka yang yakin (beriman) lah yang dapat merasakan.
Keimanan yang dilandasi dengan pengetahuanlah yang akan menghadirkan jiwa-jiwa pengorbanan. Memotong hewan kurban berupa sapi, kambing, dan hewan sejenis lainnya yang ditetapkan tidak saja sebagai simbol keislaman (kebesaran Islam) karena faktor sejarah dan anjuran nabi Saw, tetapi ada nilai-nilai sosial yang hendak dikumandangkan ‘digemakan’. Pembagian daging kurban misalnya, tidak saja diberikan khusus umat muslim, juga kepada non muslim untuk menunjukkan nilai-nilai solidaritas dan kesatuan masyarakat.
Bagi mereka yang berkurban, mereka yakin atas apa yang dikabarkan oleh nabi Saw tentang hewan yang dikurbankan kelak akan menjadi saksi. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Aisyah RA dari hadist yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang anak Adam melakukan pekerjaan yang paling dicintai Allah pada hari Nahr kecuali mengalirkan darah (menyembelih hewan kurban). Hewan itu nanti pada hari Kiamat akan datang dengan tanduk, rambut dan bulunya. Dan pahala kurban itu di sisi Allah lebih dahulu dari pada darah yang menetes pada suatu tempat sebelum menetes ke tanah. Maka hiasilah dirimu dengan ibadah kurban.”
Sambil tetap diniatkan dan diikhtiarkan, semoga ke depan kita dapat bersama-sama menunaikannya sebagai bagian dalam upaya menyucikan diri dan harta benda yang Dia titipkan.