Oleh : JUNAIDIN, S.Pd.,M.Psi
(Dosen Fakultas Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa)
Salah satu upaya nyata dan perhatian khusus secara keilmuan dalam bidang psikologi Saya dan segenap civitas akademika Fakultas Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa, dengan antusias yang tinggi setiap tahunnya memperingati “Hari Kesehatan Mental Dunia” yang jatuh pada setiap tanggal 10 Oktober, peringatan ini Kami membawa misi kemanusiaan melalui aplikasi “Psikologi Positif”, kesejahteraan psikologis untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran Manusia (Masyarakat umum) di seluruh dunia, khususnya di wilayah Sumbawa dan sekitarnya pada kesehatan mental (Mental Health) masing-masing. Perayaan hari kesehatan mental dunia ini pertama kali dipelopori oleh World Federation Mental pada tahun 1992 dengan tujuan mengadvokasikan pentingnya kesehatan mental bagi setiap individu atau manusia. Perayaan hari kesehatan mental Internasional tanggal 10 Oktober 2021 mengangkat tema: “Mental Health is an Unequal World” sebagaimana yang di kutip dari laman resmi federasi Dunia Untuk Kesehatan Mental (WFHM).
Anda ingin hidup dengan mental yang sehat di masa depan?
Kembangkan dan Kuatkan karakter positif Anda.
Di tengah situasi dunia yang sangat kritis saat ini, setiap waktu selalu berubah-ubah, karna kondisi covid-19, suasana politik, perubahan iklim, keadaan ekonomi, konflik internal dan eksternal manusia, yang akan mengakibatkan meningkatnya tekanan psikologis seperti, stres, kecemasan yang berlebihan, depresi, putus asa, gelisah, frustrasi, ketakutan, hubungan yang tidak harmonis, kurangnya empati, kurangnya rasa simpati, sampai pada tingkat bunuh diri dikalangan masyarakat dunia dan Indonesia pada khususnya. Simtom dan gejala psikologis yang berbeda-beda itulah menyebabkan ilmuwan psikologi dan para psikolog berusaha menyelidikan dan memberikan edukasi tentang kesehatan mental untuk masa depan manusia yang lebih baik, lebih bahagian dan lebih bermakna akan kehidupanya.
Merawat kesehatan mental bagi setiap individu sebagai bentuk kewajiban atas haknya sebagai manusia yang normal, dan kesehatan mental punya kosekuensi terhadap penyesuaian diri masing-masing manusia, dengan itu merawat mental adalah merawat kehidupan untuk masa depan. Individu dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik atau dapat bergaul dengan anggota keluarga, kelompok, teman sebaya, anggota organisasi, tetapi selalu ada masa-masa dalam tahap kehidupannya dimana gangguan mentalnya akan akan mengganggu penyesuaian dirinya yang sudah terkondisikan dengan baik. Sadari bahwa kepribadian kita adalah suatu keseluruhan yang terintegrasi dengan baik, secara emosional, kecerdasan, kebahagiaan, keharmonisan, integritas, spiritual dan lain sebagainya. Karena itu kesehatan mental dapat dianggap sebagai suatu fase khusus dari seluruh pola penyesuaian diri untuk kualiatas secara karakter, psikologis dan masa depan individu.
Individu yang sehat secara mental merupakan individu atau pribadi yang secara normal menampilkan tingkahlaku yang positif, beretika baik, berestetika dengan baik, sesuai dengan relasi personal dan interpersonal serta bisa diterima oleh lingkungannya. Perkembangan ilmu dan pengetahuan bukan hanya sebuah ancaman terhadap psikologis manusia di jaman modern sekarang, namun mampu menciptakan kondisi atau keadaan lingkungan dunia yang bisa mempengaruhi merubahan proses kejiwaan, mental, maupun pola perilaku manusia diberbagai tempat dimana Manusia berdialektika. Fenomena kondisi mental seperti depresi, cemas, takut, putus asa, dan keadaan psikologis yang abnormal lainnya menjadi sebuah keadaan yang sering banyak dialami oleh masyarakat, baik itu dipengaruhi oleh faktor kesehatan, budaya, ekonomi, sosial, politik, konflik Agama ataupun hubungan interpersonal dan transpersonal dengan Tuhan.
Gerakan kesehatan mental secara optimal dan berkelanjutan penting untuk dilaksanakan dengan tujuan dan harapan agar masyaraka dengan sadar memahami faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gejala munculnya gangguan-gangguan mental bagi kehidupannya masing-masing. Berbagai macam fenomenal sosial baik secara internal maupun eksternal yang akan berdampak pada kondisi psikologis dan tekanan lingkungan yang tidak mampu dihadapi secara positif. Psikologi Positif sebagai salah satu ilmu psikologi yang memliki perhatian khusus kepada kondisi mental manusia untuk mengarahkan kepada kehidupan yang lebih bermakna, kebahagiaan, hubungan positif, rasa cinta yang tinggi, memiliki keberania, kasih sayang, memiliki rasa syukur yang tinggi, memiliki harapan, dan pengelolaan diri yang matang.
Kekuatan karakter salah satu dimensi psikologi positif yang bertujuan untuk membantu individu dalam menumbuhkan dan mempertahankan rasa kesejahteraan pribadi serta meningkatkan nilai-nilai diri individu yang memiliki kontribusi pada kesejahteraan dan kebahagiaan. Di masa pandemi covid-19 saat ini, individu penting mengembangkan kekuatan karakter dengan baik (seperti, keberanian, ketekunan, integrity, cinta, kebaikan, kecerdasan sosial, keindahan, bersyukur, harapan, humor, spiritualitas, dan kreatifitas,) sehingga mengarahkan individu pada pencapaian keutamaan atau trait positif yang terefleksi dalam pikiran, perasaan, dan tingkah laku.
Individu dengan kekuatan karakter yang tinggi tentu memiliki kualitas diri dalam mengelola segala informasi atau pemberitaan tentang Covid-19 di masa pandemi saat ini, dan pentingnya bahwa, Kekuatan karakter di pandang sebagai emosi positif untuk mengurangi resiko kecemasan masyarakat agar menjadi masyarakat yang sehat secara mental. Beberapa penelitian yang membuktikan hubungan Kekuatan karakterdengan gejala psikologis manusia seperti kecemasan dan depresi. Penelitian yang dilakukan oleh Gustems & Calderon (2014) dengan judul character strengths and psychological wellbeing among students of teachers education menyimpulkan dengan hasil bahwa kekuatan karakter berhubungan positif dengan kesejahteraan psikologis pada manusia seperti cinta, humor, keadilan, kejujuran, rasa ingin tahu, dan pengaturan diri.
Melalui hari kesehatan mental dunia tanggal 10 oktober 2021 kita perlu meningkatkan kualitas diri kita, kualitas pengetahuan sosial, karakter psikologis, kualitas hubungan dengan orang lain, dan kualitas kehidupan secara spiritual dengan Tuhan.
“Semoga Kita Sehat Secara Mental di Sutuasi Dunia yang Sulit Saat ini” (*)