Aktivitas menulis tidak dapat dilepaskan dari kegiatan membaca. Karenanya, sering terdengar istilah “membaca untuk menulis” sebagai satu rangkaian kegiatan produktif, di mana simbol-simbol bahasa diciptakan; diproses menjadi satu kesatuan bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami sebagai bagian dari aktivitas komunikasi; berinteraksi yang di dalamnya ada maksud dan tujuan, ada pesan yang ingin disampaikan.
Proses membaca untuk menulis akan membantu calon penulis atau penulis aktif dalam setiap tulisannya. Aktivitas ini dapat mempertajam kemampuan kognitif (otak) dalam berpikir, menambahkan koleksi (perbendaharaan) kata, meningkatkan kesesuaian topik yang ditulis (fokus penulisan), di samping akan memperkuat daya imajinasi, dan keterbiasaan dalam menulis. Upaya ini akan membantu penulis dalam manajemen ‘mengatur’ waktu penulisan.
Dalam proses penulisan, berbagai unsur-unsur penting bahasa digunakan, seperti: penguasaan dan pemilihan diksi (kosa kata), susunan kalimat yang kohesi dan koherensi, penguatan gagasan yang disampaikan, di samping keterampilan pendukung (hard skill) lainnya, seperti kecepatan dalam menggunakan tulisan tangan, penguasaan penggunaan keybord jika menggunakan perangkat keras (seperti: laptop atau HP), dan beberapa pendukung penulisan agar proses menjadi lebih menyenangkan dan praktis.
Dalam penulisan kreatif misalnya, baik yang dalam penulisan esai, opini, naskah drama, novel, cerpen dan berbagai genre penulisan kreatif lainnya membutuhkan keterampilan yang tidak biasa. Tidak kaku (formal) dalam strukturnya, dan punya kekhususan dalam bentuk, di samping pola pengembangan atau pun ulasan dalam bahasa yang digunakan. Sering terdengar dengan istilah penulisan populer, yang di dalamnya corak tema atau topik dan bahasa yang dipakai mudah dipahami/populer di tengah masyarakat (publik).
Untuk hal tersebut, Kuliah Pakar yang Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra (ADOBSI) Pusat berlangsung pada hari Senin, 17 Juni 2023 dengan Tajuk “Terampil Menulis Kreatif” menghadirkan dua narasumber, seperti Herman RN., M.Pd. (Dosen Unsyiah dan Ketua ADOBSI Provinsi Aceh) dan Eko Triono, M.Pd. (Pegiat Literasi, Mahasiswa Doktoral FKIP UNS). Kedua narasumber tersebut telah banyak menghasilkan karya-karya kreatif yang telah publish dalam media nasional dan banyak penerbit mayor, baik dalam bentuk esai, novel, cerpen dan ragam genre tulisan kreatif lainnya.
Pada akhirnya, sebuah tulisan yang berkualitas menurut Herman selaku narasumber dalam webinar di atas mengungkapkan empat poin penting, diantaranya: adanya ide, bahan pendukung ide, cara penyajian, dan bahasa yang digunakan akan menjadi alternatif pilihan di antara banyaknya tulisan yang ada. Selalu membaca dan cermat memahami akan menjadikan warna tersendiri dalam setiap tulisan yang kita tulis.