ARTIKEL SEJARAH PERKEMBANGAN FRAMEWORK & JENIS-JENIS FRAMEWORK


Sejarah dan Perkembangan Framework Web

Framework (kerangka kerja) adalah istilah yang sering muncul dalam dunia developer. Istilah tersebut memiliki fungsi yang sangat besar bagi pengembangan kode program secara sistematis. Saat ini, seorang pengembang khususnya dalam bidang web development diharuskan untuk mempelajari dan menggunakan sebuah kerangka kerja dalam pembuatan perangkat lunak.

Keuntungan lain adalah untuk mengembangkan perangkat lunak dengan penyusunan kode secara terstruktur dan konsisten. Kode yang baik tentu saja merupakan kode yang dapat dimengerti oleh mesin serta pengembang (developer).

Pada saat ini desain web sudah semakin canggih, tampilan website pada saat ini sudah sangat bagus dan enak untuk di pandang mata, dengan barbagai elemen, efek, warna, dan kemampuan menyesuaikan diri dengan lebarnya layar (responsive).

Namun dalam perkembangannya, website pertama kali muncul sekitar 25 tahun lalu dengan diluncurkannya HTML pada tahun 1990 dan dibuatnya website pertama pada tahun 1991 oleh Tim Berners-Lee. Pada saat itu website hanya sebatas teks dengan link berwarna biru untuk mengaitkan antara satu halaman dengan halaman lain, tampilannya pun masih standar saja, belum ada kolom, hanya teks yang tersusun kebawah saja. Barulah setehun kemudian dikenal tabel untuk membuat layout, dengan tabel layout website bisa dibuat menjadi kolom-kolom. Dua tahun setelah itu munculah java dan flash yaitu pada tahun 1995-1996, kemudian diikuti dengan perkembangan pengguna internet hingga mencapai 74 juta dan terdapat 650 ribu website telah dibuat pada saat itu, dan pada tahun itu pula mulai diperkenalkan CSS untuk membuat tampilan web lebih menarik.

Tahun 1998 disaat Indonesia sedang krisis moneter dan terjadi kerusuhan pada tahun tersebut lahir lah PHP, langsung ke versi 3. Disini website mulai berkembang karena PHP dan memungkinkan kita membuat website yang dinamis. Tahun 2008 orang mulai ramai dengan istilah Open Source, dan kala itu Mobile Web pun mulai dikenal, karena perkembangan teknologi komunikasi membuat ponsel mulai memiliki kemampuan yang cukup mumpuni, termasuk bisa digunakan untuk mengakses internet. Pada tahun 2010 pengguna internet semakin ramai saja, terdapat 2 miliar pengguna Internet diseluruh dunia dan jumlah website pun semakin bertambah banyak mencapai angka 240 juta, hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia. 

Dari sejarah perkembangan framework CSS,PHP kebergunaan framework sendiri adalah untuk mengembangkan aplikasi berbasis website maupun desktop. Kerangka kerja disini sangat membantu developer dalam menuliskan sebuah dengan lebih terstruktur dan tersusun rapi. Fungsi framework yang utama adalah membuat source code menjadi lebih terstruktur. Terstruktur disini, berarti program yang dibuat akan dimasukkan ke dalam setiap komponen sesuai dengan fungsi nya masing – masing. Salah satu contoh dari kode program terstruktur dapat dilihat dari framework PHP, yaitu Laravel. Yang menggunakan konsep paradigma MVC (Model, View, Controller).

Jenis Framework untuk Web Development

Berikut ini merupakan beberapa jenis framework meliputi CSS, JavaScript, dan PHP. Dan biasanya sering digunakan dalam pengembangan sebuah website.

1. Framework CSS

CSS (Cascading Style Sheet) merupakan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat tampilan, layout pada HTML agar lebih bagus dan menarik. CSS selalu digunakan untuk tim front end dalam membuat tampilan website. Berikut merupakan beberapa kerangka kerja dari CSS.

● Bootstrap

Bootstrap merupakan framework CSS yang sering digunakan para developer. Tampilan bootstrap memberikan kesan modern, dinamis, dan lebih user friendly. Selain itu, menyediakan tampilan yang responsive saat diakses melalui ponsel.

● Foundation

Framework ini banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam hal fungsionalitasnya. Foundation dapat bekerja dalam segala browser serta kaya akan fitur sama seperti Bootstrap.

● Semantic UI

Semantic UI memiliki kelebihan dalam hal penulisan class yang lebih mudah. Selain itu, framework yang satu ini juga menyediakan fitur yang user friendly dan komponen yang lengkap.

● Bulma

Banyak pengembang yang belum mengenal Bulma. Namun, framework ini memiliki keistimewaan dalam hal tata letaknya yang berbasis flexbox, sehingga memudahkan developer dalam mengatur tampilan dalam bentuk responsive.

● Materialize

Salah satu hal yang menarik pada framework yang satu ini adalah dapat digunakan pada website secara umum serta platform Android. Tentu saja dalam hal ini juga mencakup tampilan yang responsive serta memiliki fitur yang banyak.

2. Framework JavaScript

JavaScript (JS) merupakan bahasa pemrograman yang digunakan oleh front end dalam membuat tampilan website menjadi lebih interaktif. Website yang kompleks tentu saja harus memberikan performa dan pengalaman yang baik bagi pengguna. Dengan menggunakan JavaScript, maka website akan terlihat lebih dinamis.

JavaScript sendiri merupakan bahasa yang berjalan pada sisi front end dan tergolong dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi. Kemudian, dapat berjalan di sisi front end maupun back end. Berikut ini merupakan beberapa framework dari JS.

● AngularJS

AngularJS merupakan framework JavaScript yang berjalan di sisi client dengan menggunakan pola MVC untuk membuat tampilan website lebih dinamis. Untuk sekarang, AngularJS bersifat open source dan sepenuhnya didasarkan pada HTML dan JavaScript. Yang mana, dapat mengubah HTML statis menjadi HTML yang dinamis.

● ReactJS

Merupakan kerangka kerja yang dikembangkan oleh Facebook. ReactJS termasuk dalam library front end yang memungkinkan untuk membuat komponen UI dapat digunakan kembali. Salah satu kelebihan dari React adalah dapat digunakan secara multi platform (website maupun mobile).

● Vue.js

Vue.js merupakan framework yang bersifat open source dan progresif untuk membangun antarmuka (interface) pengguna. Kelebihannya terletak pada proses integrasi dalam proyek menggunakan library JavaScript yang dibuat lebih mudah.

● Node.js

Node.js berjalan di sisi backend (server) yang bersifat open source, cross-platform dalam mengeksekusi kode. Node.js juga memungkinkan developer dalam menggunakan JavaScript untuk membuat konten halaman pada web secara dinamis sebelum dikirim ke web browser pengguna (user).

● EmberJS

Mengadopsi pola MVVM (Model – View – View – Model). Artinya, developer dapat mengembangkan website dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, EmberJS juga termasuk dalam framework JavaScript yang bersifat open source.

3. Framework PHP

PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang berjalan pada sisi server dan selalu digunakan oleh tim backend. Berikut ini merupakan beberapa framework PHP yang sering digunakan dalam pengembangan website.

● CodeIgniter (CI)

CodeIgniter merupakan framework PHP yang menggunakan arsitektur berbasis MVC. Lebih spesifiknya, pada CI menggunakan komponen yang berbeda untuk mengelola tugas pengembangan website. Keunggulan dari CI terletak pada performanya yang ringan dan dapat diandalkan.

● Laravel

Laravel merupakan salah satu framework PHP yang memiliki sintaks yang mudah dipahami dan digunakan. Kemudian, Laravel juga terintegrasi dengan library dan platform pihak ketiga, yaitu AWS (Amazon Web Services). Dan yang paling penting disini, dari segi performa memiliki core yang dapat diandalkan dengan menggunakan add – ons.

● Symfony

Framework ketiga yang sering digunakan adalah Symfony. Dari nama saja cukup unik, pun memiliki fleksibilitas yang baik. Keunggulan utama apabila anda menggunakan framework ini adalah telah tersedia fungsionalitas testing bawaan untuk mengecek apakah program berjalan dengan normal atau tidak.

● Phalcon

Phalcon memiliki perbedaan dari segi penulisan kode program. Dalam hal ini, menggunakan bahasa C ekstensi dari PHP. Phalcon juga merupakan framework PHP tercepat dan memiliki performa yang baik.

● Zend

Zend merupakan framework yang berparadigma OOP (Object Oriented
Programming) yang berarsitektur MVC. Fungsionalitas pada Zend memudahkan anda untuk fokus pada komponen dan fungsi yang dibutuhkan. Karena sifatnya yang berbasis komponen, Zend banyak disebut sebagai kerangka kerja “Glue”.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *