ART
Pementasan Ludruk dan Ketoprak di Markas Seniman dan Komedian KIRUN

Pementasan Ludruk dan Ketoprak di Markas Seniman dan Komedian KIRUN

Ludruk adalah kesenian khas Jawa Timur dan merupakan seni pertunjukan teater tradisional Jawa yang lahir dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dan bersumber apa yang terjadi di tengah-tengah kehidupan rakyat. sedangkan Ketoprak adalah kesenian rakyat yang komplit, karena dalam kethoprak memuat berbagaiunsur kesenian lainnya. Dalam suatu pementasan kethoprak didalamnya ada unsure karawitan, tari, dagelan, tembang, tata artistik bahkan seni peran berkolaborasi untuk memainkan sebuah lakon. Ketoprak berasal dari Surakarta Jawa Tengah. Ludruk dan Ketoprak pada dasarnya hampir sama hanya saja penyebutannya yang berbeda. Yang menjadi ciri lain yaitu Ludruk selalu diawali dengan tari Remo diawal pertunjukan.

saat itu terdapat mahasiswa Teater dari Institut Seni Indonesia Surakarta yang mementaskan kesenian tersebut dan disambut baik oleh warga setempat. Karena juga siap yang tidak kenal Seniman besar KIRUN. Beliau adalah  anak dari pasangan suami istri bernama Marsolo dan Sukirah. Kecintaan Kirun pada seni dia warisi dari ayahnya, yg merupakan seorang seniman. Kirun memiliki dua anak yaitu Maya Tri Wardani dan Bangkit Yuyudono. Pada tahun 1973 Kirun menamatkan sekolah dasar di SD Bagi 2 Madiun. Kemudian melanjutkan pendidikanya di Sekolah Teknik Negeri (STN) Kwadungan Ngawi, selesai pada tahun 1976.

Pada tahun 1977-1978 Kirun menjadi Ketua Paguyuban Ludruk dan Ketoprak Se–Karesidenan Madiun. Tidak hanya itu, kecintaan pada dunia seni menjadikan ia dipilih menjadi ketua dari beberapa paguyuban, diantaranya Ketua Paguyuban Krido Wiromo Kabupaten Sorong pada tahun 1979 – 1980, Ketua dan Sutradara Ludruk pada tahun 1980 – 1982, Wayang Orang dan Ketoprak Wijaya Kusuma pada lembaga Kodam XVII Cindrawasih Jayapura. Tidak berhenti disitu Kirun juga menjabat sebagai Ketua dan Sutradara Ludruk Gaya Muda Madiun pada tahun 1982 – 1983, Ketua dan Sutradara Ludruk Mayang Sari Madiun pada tahun 1983 – 1985, Pembina dan Sutradara Sanggar Seni Kirun Cs pada tahun 1985 – 1987, Pembina dan Sutradara Depot Seni Kirun pada tahun 1987 – 1999, Ketua Persatuan Artis Seniman Komedi Jawa Timur pada tahun 1995–2000, Tutor dan Juri API(Audisi Pelawak TPI) Jakarta pada tahun 2002.

Kesenian rakyat sangat lekat dengan cerita masyarakat sekitar dan kagumnya ketika ada acara berlangsung pun juga menjadikan ajang untuk pedagang mencari nafkah disana. Dari kesenian rakyat ini memberikan banyak hal positif untuk pelaku dan penikmat seni tersebut. adanya wadah seperti sanggar Abah Kirun juga untuk melestarikan budaya agar tidak hilang dan anak-anak muda tahu dan antusias dalam menjaga kesenian tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *