Dikenal dengan panggilan Eki, saya terlahir sebagai orang asli dari tanah Madura. Menempuh Pendidikan TK, SD, sampai SMA di Bangkalan Madura. Tak pernah terbayangkan kini bisa menetap dan menjadi penduduk tanah Samawa. Sejak lulus SMA, saya menempuh Pendidikan di Yogyakarta dan lulus sebagai Sarjana Teknokimia Nuklir di sebuah sekolah Vokasi Bidang Kenukliran. Kala itu, Ilmu tentang Kenukliran memang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, namun saya punya mimpi suatu saat nanti Indonesia bisa mempunyai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai salah satu sumber listrik Nasional.
Tak hanya sampai disitu, keinginan untuk terus belajar dan mimpi saya untuk bisa kuliah di luar negeri membawa saya untuk melanjutkan pendidikan Magister di Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dengan keminatan jurusan Teknik Industri. Saya menempuh Pendidikan S2 dengan Beasiswa BUBPKLN (Beasiswa Unggulan, Badan Penyelenggara Kerjasama Luar Negeri) Kemenristek RI.
Ternyata Pendidikan lintas jurusan bukan sesuatu yang mudah dijalani. Perlu waktu dan tenaga ekstra untuk mempelajari mata kuliah-mata kuliah dasar Teknik Industri. Alhamdulillah, saat itu saya mampu melaluinya dan juga mendapatkan pengalaman tambahan masuk dalam kelas International Magister Teknik Industri ITS. Tak hanya tantangan untuk bisa mampu belajar ilmu baru dengan cepat, tapi saya juga ditantang untuk mampu beradapsi dengan kelas international yang peserta kuliahnya berasal dari mancanegara.
Dua semester berjalan, saya kemudian punya kesempatan untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Luar Negeri. Saat itu, beberapa professor dari National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) datang berkunjung ke Teknik Industri ITS untuk menjaring beberapa Mahasiswa master untuk menjalani riset disana selama satu tahun. Kesempatan itu tak bisa saya lewatkan. Saya mulai menyusun proposal riset dan menyiapkan diri untuk wawancara dengan beberapa professor tersebut. Singkat cerita, akhirnya terpilih 3 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa untuk melakukan riset disana, dan salah satunya adalah saya. MasyaAllah kala itu saya senang karena akhirnya mendapatkan kesempatan ini dan berhasil meraih mimpi saya untuk bisa study di Luar Negeri. Ada juga mimpi masa kecil saya waktu itu, adalah bisa bepergian dengan pesawat terbang. Sayangnya sampai usia 23 tahun saya belum punya kesempatan itu. Betapa terkejutnya saya ketika kesempatan pertama saya bepergian dengan pesawat terbang, malah penerbangan ke Luar Negeri menuju Taiwan. MaasyaAllah
Setahun kuliah dan riset di Taiwan, saya kemudian lulus dengan IPK 3.9 dari NTUST dengan gelar M.B.A dan sekaligus gelas M.T dari ITS. Pengalaman yang luar biasa ini bagi saya tentu sangat berkesan dan saya ingin memotivasi orang lain untuk bisa terus berjuang mewujudkan mimpi-mimpinya.
Man Jadda Wajada (Siapa yang bersunggguh-sungguh dia kan berhasil)
Man Sabara Zhafira (Siapa yang bersabar maka dia akan beruntung)
Itulah dua mantra yang selalu saya ingat dalam mengejar mimpi dan cita-cita saya.
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. [9] At-Taubah : 105)