Melalui program pelatihan pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang diadakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Aula H. Madilaoe ADT, Lantai III Kantor Bupati Sumbawa pada hari Senin – Selasa, 19–20 Juni 2023, salah satu materi yang cukup dianggap penting dan mendasar tanpa mengurangi substansi dari materi-materi yang ada adalah materi tentang “Metodologi Pengajaran BIPA” menjadi pijakan yang harus dipahami oleh para pengajar BIPA. Disebut mendasar karena sang narasumber dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. mengungkapkan berbagai pendekatan dan konsep dan praktik dalam pembelajaran BIPA, yang salah satunya adalah pendekatan Komunikatif, di antara pendekatan-pendekatan lainnya seperti pendekatan struktural, pendekatan integratif (terpadu), pendekatan berbasis teks dan pendekatan whole language sebagai bagian dari pengembangan konstruktivisme, language experience approach (LEA), dan progresivisme dalam pendidikan.
Pendekatan komunikatif menjadi pendekatan yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran bahasa, khususnya BIPA karena pendekatan ini menekankan pada makna dari setiap konteks bahasa yang digunakan sang penutur sesuai dengan situasi dari kehidupan sehari-hari. Dalam praktiknya peserta terlibat secara penuh dengan menghadirkan contoh-contoh sesuai dengan situasi yang ada.
Dalam paparannya, Pemateri mengutip pandangan Robin dan Thompson tentang ciri-ciri pemelajar sesuai dengan pendekatan komunikatif, diantaranya: (1) pemelajar selalu berkeinginan untuk menafsirkan tuturan secara tepat, (2) punya keinginan agar bahasa yang digunakan selalu komunikatif, (3) tidak merasa malu jika berbuat kesalahan dalam berkomunikasi, (4) selalu menyesuaikan bentuk dan makna dalam berkomunikasi, (5) Frekuensi latihan berbahasa lebih tinggi, (6) selalu memantau ujaran sendiri dan ujaran mitra bicaranya untuk mengetahui apakah pola-pola bahasa yang diucapkan tersebut dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat.
Dalam proses penerapan pendekatan komunikatif, posisi pengajar bukan sebagai penguasa tunggal kelas, juga bukan satu-satunya pemberi informasi dan sumber belajar. Pengajar dapat penerima informasi dari peserta, di samping aktivitas pembelajaran dapat melibatkan berbagai sumber yang ada di sekitarnya (lingkungan kelas). Guna merangsang dan menguatkan pembelajaran, pengajar dapat menerapkan berbagai ragam metode permainan, simulasi, bermain peran, komunikasi pasangan, dan lain sebagainya.
Kegiatan workshop BIPA ini dirangkaikan dengan praktik-praktik langsung pengajaran dengan metode dengan game dan simulasi bermain peran serta deks evaluation dalam pembuatan rancangan pembelajaran, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peserta kegiatan berasal dari perwakilan komunitas, guru, pegiat literasi BIPA, dan beberapa perwakilan universitas di pulau Sumbawa.
Selain Bu Liana panggilan akrab ketua APPBIPA yang sekaligus Dekan FBS – UNJ, narasumber dari kegiatan ini berasal dari penyelenggara sendiri yaitu Dr. Puji Retni Hardiningtiyas, S.S., M. Hum. (Kepala Kantor Bahasa), Dr. Muchammaduin (UIN Mataram), Imansyah (Univeristas Mandalika), dan Ni Putu Ari Pirgayanti dari MALFI.
Seperti biasanya, penyelenggara tetap memberikan lembaran pretest dan posttest pada setiap sesi kegiatan, di samping evaluasi secara menyeluruh dari rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. “Bapak/Ibu, khususnya adik-adik ini nanti yang akan menjadi penggerak dan pengajar BIPA di masing-masing institusinya” ungkap Muchammadun mengakhiri sesi-sesi dari penyampaian materinya.
“Kegiatan BIPA diharapkan untuk meningkatkan kemampuan kompetensi profesional dan andal sehingga BIPA di NTB semakin baik dan penginternasionalan bahasa Indonesia semakin lancar”, tutur Kepala Kantor Bahasa saat memberikan sambutan pembukanya.